Cerita berawal saat Mehdi Bilal dalam perjalanan pulang setelah menghadiri pernikahan kerabatnya di utara Tunisia.
Saat itu, dia melihat sebuah danau besar berkilauan di bawah terik matahari, di tengah gurun yang kering, sekitar 25 km dari kota Gafsa, Tunisia. Mehdi tertegun di tempatnya, sebab danau itu tidak ada beberapa hari yang lalu.
Awalnya, dia berpikir kalau dia tengah berhalusinasi. Perjalanan beberapa jam di bawah panas matahari, tentu bisa membuat otakmu terkecoh. Tapi Mehdi yakin, yang dia lihat bukanlah sekadar fatamorgana.
Hingga kini asal pembentukan danau ini masih belum diketahui secara pasti. Penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa telah terjadi gempa kecil di bawah perut bumi yang menyebabkan pecahnya bebatuan di sana hingga mengalirkan jutaan meter kubik air ke permukaan.
Danau Lac de Gafsa terhampar luas dengan kedalaman 10 sampai 18 meter. Sejak kemunculannya, danau misterius ini menjadi daya tarik utama daerah tersebut.
Namun berita yang muncul beberapa hari ini, disinyalir danau tersebut berbahaya bagi tubuh. Tanda-tanda ini muncul di Lac de Gafsa beberapa hari kemudian. Warna air dengan cepat berubah. Dari berwarna bening, menjadi biru keruh dan dipenuhi ganggang. Pertanda bahwa air itu tidak berganti dan dapat menjadi sarang bakteri dan penyakit.
Wilayah Tunisia selatan kaya akan fosfat yang dapat ditemukan di tanah dan bebatuan. Sejak tahun 1886, Gafsa sendiri telah menjadi pusat industri pertambangan negara. Senyawa fosfor dapat digunakan untuk memproduksi pupuk, pestisida, deterjen, dan senjata kimia. Ini berarti, jika danau terkontaminasi, airnya akan bersifat karsinogenik alias menyebabkan kanker.
0 komentar:
Posting Komentar